Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 800



Bab 800

D

Dapur tidak ada di lantai ini, dan yang diangkut di kapal bukanlah hewan hidup segar. Bagaimana

mungkin ada bau darah yang mendadak muncul?

Dia jadi lebih waspada saat terbayang baku tembak semalam. Dia tidak akan melewatkan kesempatan apa pun yang bisa membahayakan Selena.

Gio selesai menyiapkan sarapan untuk Selena, lalu segera pergi ke ruang pemantauan. Dengan memeriksa rekaman pemantauan, semua jawaban bisa terungkap.

Melihat Pak Hermawan sedang tidur pulas di ruang pemantauan, Gio dengan mudah melihat rekaman setengah jam yang lalu.

Jari–jari tangannya dengan cepat mengetik di keyboard. Namun, dia mendapati bahwa pemantauan mengalami masalah, jadi dia tidak bisa menyelidiki lebih lanjut.

Seseorang telah mengotak–atik kamera pengawas!

Tampaknya ada tikus yang menyelinap ke dalam kapal.

nnya begitu saja.

Meskipun lawannya tidak datang untuk mengganggu Selena, Gio tidak bisa membiarkannya

Gio harus segera menemukan tikus ini. 1

Kapten Mike memerintahkan orang untuk mencari sepanjang hari, tetapi tidak ada keluarga yangNôvelDrama.Org owns this.

kehilangan anak di pulau ini.

Kedua anak ini ditinggalkan dengan bekas luka di tepi tebing larut malam ini. Orang tua normal mana yang bisa melakukan hal semacam ini?

Mau berapa kali Kapten Mike bertanya mengenai orang tua pada anak itu, mereka tetap bungkam. Kapten Mike menduga bahwa keduanya mungkin sengaja ditinggalkan.

“Kami akan pergi hari ini, kalian mau ikut bersama kami?” tanya Paman Mike dengan sabar sambil

berlutut di depan mereka berdua.

Anak itu mengangguk dengan patuh. Dia tahu bahwa ayahnya ada di kapal, jadi mereka harus menggunakan kapal ini untuk menghindari perhatian orang lain dan pergi, agar mereka tidak terpikirkan

untuk melawan.

Si gadis kecil dengan malu–malu menarik ujung baju kakaknya sambil berbisik, “Kakak.”

“Ternyata kalian bisa bicara, ya? Siapa nama kallan?”

Barulah anak laki–laki itu berucap dengan suara kekanakan, “Ravi.”

“Luna.”

Mata Paman Mike berbinar, “Matahari dan bulan. Sungguh indah. Mana orang tua kalian?”

“Sudah meninggal,” jawab Ravi dengan tenang.

Paman Mike menghela napas. Di juga tidak tahu bagaimana kedua anak kecil ini tumbuh dewasa dalam situasi apa, bisa–bisanya menjawab begitu tenang?

“Lalu mana saudara kalian?”

“Nggak punya.”

Bagaimanapun, mereka masih kecil. Jadi, dia tidak bertanya lebih banyak. Kedua anak itu setuju untuk

pergi bersamanya.

“Baiklah. Kita pergi dulu, nanti dibicarakan lagi.”

Pulau kecil ini tidak termasuk dalam negara mana pun, sehingga banyak orang berbahaya seperti buronan dan pengedar narkoba berkumpul di pulau ini. Mungkin saja kedua anak tampan dan cantik ini telah diculik oleh penyelundup manusia, lalu mereka berhasil melarikan diri.

Jika mereka memang tidak memiliki keluarga, kalau begitu bawa saja mereka kembali ke Kota Arama, pasti mudah menemukan orang yang mau mengadopsi mereka dengan tampang mereka yang di atas

rata–rata. 1

Hari pun menggelap, kapal kargo juga selesai diperbaiki, mereka bersiap dan mulai berlayar.

Dua anak itu sangat patuh dan tidak berlarian ke sana kemari, mereka tetap berada di kamar Paman

Mike.

Mereka tidak pilih–pilih makanan, apa saja yang diberikan akan mereka makan.

Entah bagaimana sampai di sini sebelumnya, Paman Mike memikirkan cucu laki–lakinya yang baru

berusia sebulan di rumahnya. Dia merasa kasihan pada dua anak ini.

Tidak ada pakaian anak–anak di kapal, jadi dia membongkar pakaiannya sendiri yang masih bersih.

Setelah bertahun–tahun berlayar, dia juga terampil dalam menjahit.

Dia membuatkan dua set baju untuk keduanya.

“Kalian pakai baju yang ada dulu, nanti kalau sudah sampai di pantai, Kakek akan belikan baju baru buat

kalian.”

“Terima kasih, Kakek.

Mereka sungguh manis, membuat Paman Mike langsung merasa sayang.

Pada awalnya, Paman Mike ingin mengirim mereka ke panti sosial, tetapi makin lama makin tidak tega.

Di bawah perawatannya yang hati–hati, luka keduanya sembuh dengan cepat.

“Anak–anak, perairan selanjutnya sangat berbahaya, kapal mungkin akan sedikit bergoyang, jadi kalian harus tetap di sini dengan baik. Jangan berlarian sembarangan, paham?”

“Paham, Kakek Mike,” jawab anak–anak dengan menurut. 2

Setelah mencari selama dua hari, Gio diam–diam mencari satu per satu ruangan, dan akhirnya tujuannya terkunci pada ruang penyimpanan barang.

Gio berdiri di depan pintu ruangan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.