Tidak Ada yang Tidak Mungkin, Jangan Pergi Full Episode

Bab 119



Bab 119

Bab 119 Aku Menyesalinya

Sandra bercerita pada Alin bahwa Fabian, di depan semua orang yang ada di kantor majalah, bertanya pada Vivin mengapa ia tak menjelaskan bahwa dia sudah dijebak pada saat kejadian beberapa tahun yang lalu.

Alin tahu bahwa Sandra mengatakan semua ini dengan harapan bahwa dia akan memberikan pelajaran kepada Vivin. Bagaimanapun, Sandra tidak menyangka wajah Alin langsung berubah menjadi pucat.

Fabian tahu bahwa Vivin sudah dijebak dalam kejadian dua tahun yang lalu?Apakah itu berarti dia mencoba untuk merajut kembali cintanya untuk Vivin? Apakah Fabian sudah mengetahui apa yang telah

aku lakukan?

Dalam kepanikannya, Alin tidak lagi mendengarkan Sandra tapi segera menuju ke rumah Fabian sambil menelponya berkali-kali.

Tak berani untuk memperkeruh suasana, Alin mencoba untuk memancing reaksi Fabian.

Terkejut dengan pertanyaan Alin, Fabian terdiam sejenak sebelum ia menjawab, “Alin, apa yang sebenarnya terjadi?”

Penolakan Fabian untuk menjawab pertanyaannya membuat Alin jadi semakin panik. Mencoba untuk menyembunyikannya dari Fabian, dia melepaskan pelukannya dan memaksakan senyumnya. “Aku baik-baik saja… Aku hanya sedikit khawatir karena tanggal pernikahan kita yang semakin dekat.”

Hal itu mengingatkan Fabian, bahwa mereka akan segera menikah bulan depan.

Seketika, dia merasakan sebuah pergolakan batin.

Diamnya Fabian hanya membuat Alin menjadi semakin kalut. Dia menatap Fabian dan menyelidikinya, “Fabian, kamu… kamu tidak sedang berpikir untuk membatalkan pernikahan kita, kan?”

Tersentak dari lamunannya, Fabian tersenyum dan meyakinkannya, “Alin, kamu berpikir terlalu jauh. Aku tidak akan melakukannya. Lihat, tangan dan kakimu kedinginan. Bagaimana kalau kamu mandi dulu saja?”

Fabian mendorong Alin masuk ke kamar mandi sambil mengatakannya.

Tanpa sadar, Alin sudah masuk ke dalam kamar mandi dan terhuyung di dudukan toilet.

Mati aku.Fabian mulai meragukanku setelah dia mengetahui apa yang sudah terjadi pada Vivin.Trik apa lagi yang bisa aku gunakan untuk mengalahkan Vivin?

Ditengah lamunannya, ponsel Alin berdering.

la sangat terkejut saat melihat ke layar ponsel.

“Halo?” dia segera menjawab telepon, “Kamu tidak perlu menemukan pria yang aku cari. Aku sudah…”

Sebelum dia melanjutkan kalimatnya, ucapan dari seseorang di ujung telpon membuat wajahnya menjadi muram.

“Apa yang kamu katakan? Bagaimana mungkin pria tua itu tidak melakukannya?” Alin memekik.

Ketika Alin di kamar mandi, Fabian berdiri di balkon dan merokok sampai tak sadar sudah memenuhi asbak.

Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku aku bisa merasakan penyesalan dan kesedihan yang teramat sangat.Aku menyesal tidak mengucapkan selamat tinggal dua tahun lalu dan segera melangsungkan pertunangan dengan Alin. Tapi dari itu semua, yang paling ku sesali adalah selalu menghina Vivin dari waktu ke waktu. Aku adalah seorang pria yang telah membuang wanita yang aku cintai. Lalu siapa yang bisa disalahkan Sekarang, Vivin sudah bersama Finno…

Selagi berpikir, Fabian menghisap rokoknya dan mengepulkan asap yang tebal.

Tanpa sadar, dia teringat kembali pada kenangannya ketika dulu dia pernah menunjukkan foto Vivin kepada Finno. Tanpa terpikir, Finno akan selalu mempercayai Vivin.

Mungkin Finno sudah menyelidiki sendiri dan sudah menetapkan keputusannya. Bagaimanapun juga, setidaknya dia tak pernah menyakiti hatinya Vivin. Sebaliknya, aku sangat berbeda dengan Finno. Hal ini membuat Fabian semakin frustasi.

Berpikir tentang foto, dia mengingat kembali bahwa dia menyimpan beberapa foto Vivin di ponselnya.

Melihat foto-foto itu sekarang hanya akan membuat hatinya semakin sakit, jadi dia membuka ponselnya dan menghapus foto-foto tersebut.

Namun, setelah mengapus beberapa foto, dia menyadari sesuatu.

Tunggu dulu. Foto ini… kenapa terlihat berbeda dengan foto yang ditayangkan pada saat pesta keluarga Normando?

Meskipun dia tidak bermaksud untuk mencoba mengingat kembali semua kenangan tentang Vivin, namun kenangan itu entah bagaimana begitu nyata terekam di benaknya.

Dia bahkan dapat mengingat kembali foto-foto yang ada pesta.

Sebagian besar dari foto-foto tersebut terlihat sama di ponselnya, tapi hanya satu yang berbeda – yaitu ketika Vivin berbaring di atas bantal dengan rambutnya yang terurai.

Tiba-tiba saja Fabian merasa sesak.

Kenapa…Alin berkata bahwa foto-foto tersebut berasal dari poselku. Tapi, kenapa dia mempunyai satu foto lagi pada layar yang tidak ada diponselku?Upstodatee from Novel(D)ra/m/a.O(r)g


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.